Sabtu, 27 Juli 2013

TINGKATAN ORANG-ORANG MUSLIM TATKALA MENDIRIKAN SHALAT

Ibnul Qayim rahimahullah berkata : Dalam shalat derajat manusia terbagi lima ;
Pertama ; derajat orang yang suka lalai lagi menzalimi dirinya sendiri, orang ini adalah yang kurang memperhatikan wudhunya, waktu-waktu shalat, dan rukun-rukunnya.
Kedua ; Orang yang memperhatikan waktunya, menyempurnakan  wudhu, dan rukun-rukunnya yang zahir akan tetapi ia membiarkan dirinya dihinggapi was-was dan gangguan syaithan, sehingga iapun tenggelam dalam gangguan dan pikiran-pikiran luar shalat (tidak khusyu')
Ketiga ; Orang yang menjaga waktu dan menyempurnakan rukun-rukunnya ,namun ia masih terus berusaha untuk menghilangkan was-was dan pikiran-pikiran diluar shalat. Orang yang seperti ini terus-menerus sibuk dalam menghilangkan gangguan-gangguan syaithan, agar shalatnya tidak dirusak olehnya  sehingga iapun shalat sambil melakukan mujahadah.
Keempat ; Orang yang apabila shalat ia menyempurnakan hak, rukun dan kewajiban-kewajibannya., hatinya senantiasa konsentrasi memperhatikan gerakan dan rukun-rukunnya, agar tidak melalaikannya sedikitpun, semangatnya tertuju pada pelaksanaanya secara sempurna,  sehingga hatinya sibuk dengan perkara shalat dan rasa ubudiyah terhadap Rabbnya.
Kelima ; Orang yang apabila shalat maka ia melaksanakannya seperti yang sebelumnya (derajat keempat), akan tetapi ia menambahnya dengan menyerahkan seluruh hatinya dihadapan Rabbnya azza wajalla, melihatNya dengan pandangan hatinya, merasakan adanya muraqabah (pengawasan) dariNya, penuh dengan cinta dan pengagungan terhadapNya, seakan-akan ia melihatNya, sehingga semua was-was dan pikiran-pikiran pengganggu semuanya sirna dari dirinya. Orang yang berada pada derajat ini lebih utama dan lebih besar derajatnya daripada yang lainnya, perbedaanya seakan-akan antara langit dan bumi karena orang ini dalam shalatnya hanya menyibukkan diri dan menenangkan hatinya dengan Rabbnya.
Orang yang berada pada derajat pertama : maka ia diberikan hukuman (oleh Allah).
Yang kedua : akan dihisab shalatnya (apakah khusyu'nya lebih banyak atau tidak –pent).
Yang ketiga ; diampuni.
Yang keempat ; diberikan pahala,
Yang kelima : didekatkan dengan Rabbnya karena ia mendapatkan ganjaran orang-orang yang menjadikan shalat mereka sebagai penyejuk hati….".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar